Dec 15, 2008

Suam-suam kuku


"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, 
Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: 
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Wahyu 3:14-19)

Laodikia adalah sebuah kota kecil yang terletak di asia kecil dan Laodikia merupakan sebuah kota perdagangan; kota yang strategis dan kaya bahkan di Laodikia terdapat sekolah kedokteran yang menghasilkan pelumas mata pada waktu itu yang Tuhan jadikan perumpamaan di dalam ayat tersebut. Laodikia merupakan kota yang mandiri sekali dan berada di tengah-tengah antara kota Hirapolis dan kota Efesus. 

Tiga kota ini dialiri oleh air terjun yang sangat deras; Air terjun di Hirapolis sangat panas dan ketika sampai di kota Laodikia airnya menjadi suam-suam (tidak enak untuk diminum sehingga orang yang minum air di Laodikia ini mual ingin muntah), sementara air di kota Efesus sangat dingin, sangat segar. 

Yang terjadi di kota Laodikia pada waktu itu adalah mereka mengalami MEDIOKRITAS (keadaan abu-abu). Mereka mengalami kesuam-suaman atau ada di tengah-tengah. Saya menginterpretasikan yang lain tentang panas dan dingin; Panas dan dingin sedang berbicara mengenai kualitas hidup. Saya percaya panas dan dingin sama-sama berguna.

Penyebab suam-suam kuku di kota Laodikia tersebut adalah: adanya rasa aman karena mereka kaya; kota Laodikia merupakan salah satu kota penghasil wool dan karpet dan juga penghasil pelumas mata. Sampai satu hari, Tuhan ijinkan bencana alam gempa bumi dengan satu tujuan: untuk membuat Laodikia melarat. 

Ada sebuah statement berkata: Self Satisfaction produce dead spirituality. Kepuasan diri kita menghasilkan kematian spiritual. Creativity berhenti ketika ada rasa puas. Ini warning bagi kita, suatu hari kita akan menjadi besar mari pastikan jangan juga kita masuk ke dalam keadaan suam-suam kuku. 

Apa yang harus dilakukan ketika suam-suam kuku kita rasakan: "Membeli" bicara membayar harga (pay the cost). Dalam arti kata lain, kita harus selalu ada di dalam keadaan struggle. Karena ketika kita ada di dalam keadaan struggle, kita akan menjadi a solving problem person. "Terima teguran", ketika kita berkembang pasti akan ada kritikan dan sebagainya. Terimalah teguran itu dengan kerelaan hati karena teguran yang nyata merupakan bukti nyata bahwa kita dikasihi. 




0 comments:

Post a Comment